Ceritera tentang Omesh & Anjingnya (Pilihan Hidup)



Belakangan baru tahu kalau salah satu presenter  favorit saya, pembaca berita Dian Ayu Lestari adalah istri dari selebritas yang sedang naik daun yaitu Omesh (Ananda Rusdiana). Dan kebetulan dalam sebuah acara di Gili Nanggu (Lombok) saya sempat juga bertemu & ngobrol bareng artis keren ini, salah satu obrolan adalah tentang begitu sayangnya dia sama anjing. Saat ngobrol bareng tersebut kami ditemani oleh anjing penghuni pulau, namanya Bela.



Kebetulan selanjutnya adalah, ketika saat Valentines Day satu setengah bulan yang lalu saya tidak ikut ngurus even VALENTINE karena sudah mampu di manage oleh teman-teman. Saya libur saja. Dan karena libur inilah saya leluasa memegang remute control TV, kebetulan juga saat mencet remute,  yang nongol adalah  program HITAM PUTIH, menghadirkan tamu Omesh & keluarganya. Dari sinilah kisah berlanjut.



Omesh pernah mengalami dilema dalam hidupnya,  harus menentukan sikap diantara pilihan berat dari mereka yang sangat dicintainya. Pertama adalah Ibundanya, yang ke dua adalah anjinngnya. Sang Bunda tidak setuju kalau Omesh memelihara anjing (alasan agama?). Sementara Omesh sudah begitu ‘kadung’ menyayangi anjingnya. Saya melihat ekspresi wajah tertekan Omesh ketika menceriterakan hal ini kepada pemandu acara, Deddy Corbuzier. Mata Omesh pun berkaca-kaca, ada bulir-bilir bening menyembul dari sudut-sudut matanya.



Lalu, bagaimanakah pilihan Omesh?  Sulit bagi Omesh untuk memutuskan ini. Sebagai anak, memang sudah seharusnya berbakti dan mengikuti  kemauan orang tua, apalagi hal ini menyangkut tentang ‘keyakinan’.  Omesh tidak berani ‘melawan’ perintah Ibunda agar segera ‘menyingkirkan’ anjing peliharaan tersebut. Dan, Omesh pun tidak rela ‘membuang’ anjing  yang sudah biasa dimanja, di elus-elus, dipeluk.



Berkat saran dari almarhum Ustad Jefri, Omesh bisa keluar dari kesulitan.  Caranya, Omesh pelan-pelan dipisahkan dari sang Anjing. Walaupun sedih, pertama-tama  Omesh harus rela mengandangkan anjing tersebut. Ke dua, Omesh menitip anjing kepada tetangga. Ke tiga, anjing diberikan kepada orang yang memang suka anjing, orang yang dianggap mampu memberikan kasih sayang kepada anjing. Persoalan selesai ! (Selesai ?)



Ketika program berakhir, tiba-tiba saya teringat terhadap orangtua Omesh. Tahukah Sang Ibunda kalau sewaktu-waktu atau kapan pun Omesh kangen sama si anjing, Omesh  bisa ‘menyelinap’ dan kembali bertemu  sama anjing kesayangannya? dan ‘keintiman’ pun berlanjut! Demi menjaga perasaan Ibunda, tentu Omesh tidak pernah menyampaikan hal ini. Apakah Omesh mengkhianati Ibundanya ?! Lalu…?!


Untuk menjaga harmoni, hidup memang tidak harus memilih ‘hitam’ atau pun ‘putih’, di posisi abu-abu pun masih ada tempat. Bukankah begitu?! Begitukah? (Malam tanpa bintang, 3/4-14)

Komentar